Untuk kali ini, rasa takut, marah, benci kembali mengalahkan diriku. Seolah-olah seluruh sel tubuhku, tak lagi memiliki arahan. Diri ini takut dengan mimpi yang kubuat sendiri, takut gagal dan menjadi manusia yang menyerah. Diri ini marah dengan apa yang terjadi hari ini, marah pada sosial yang tak berpihak. Dan yang terakhir, diri ini benci dengan seseorang yang berpengaruh dalam kehidupanku, benci dengan apasaja yang dia lakukan. Tidak, ini bukan benci, ini hanyalah perasaan yang tak dapat memaafkan masa lalu. Rasanya, diri ini rumit, letih. Tapi aku sadar, dalam hidup, yang namanya letih bukanlah suatu yang salah. Yang salah itu ketika letih, dan tak mau berjalan lagi. Untuk kali ini, peneman terbaik dalam hidup hanyalah diri sendiri, diri sendiri yang memotivasi, diri sendiri yang merangkul, dan diri sendirilah yang menyambut dan memikul. Setidaknya, dengan jari diri sendiri inilah aku bisa menulis ini sembari melampiaskan segumpal rasa pada tulisan ini. Sekali lagi, di...