Perihalmu, Rinjani. (53)

Dari awal, aku sudah tau bahwa mencintaimu berarti sudah siap untuk patah hati. Tapi, bukan kamu yang mematahkan hatiku, Rinjani. Namun, harapanku sendirilah yang mematahkan hati ini. Sepertinya, aku terlalu banyak memupuk harapan dan mimpiku terhadapmu, sampai aku lupa bahwa dibalik harapan yang tinggi ada sepasang rasa yang menunggu tuk dilewati. Yakni, sakit dan kecewa hati.
.
1.8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

//

//