Perihalmu, Rinjani. (16)
Oh iya, terima kasih semesta, engkau kemarin memihak kepadaku. Disaat tak ada alasan berlama-lama untuk menjumpai dirinya, ternyata semesta menurunkan hujan. Memberikan kesempatan kepadaku lebih lama lagi untuk singgah-sana bersamanya. Seakan akan, semesta tau bahwa aku sangat merindu. Coba saja, kemarin hujan lebat disertai guntur yang gemuruh seakan-akan langit akan hancur. Mungkin, rindu ini akan sembuh jika lebih lama lagi bersamanya. Meskipun hanya duduk diteras sembari memilih novel dan membicarakan hal yang tak begitu penting, bagiku itu sangatlah berarti. Tetapi... Sejak pertemuan kemarin, untuk pertama kalinya aku berbincang dengan seorang wanita tanpa takut akan suatu hal. Aku semakin merasa bahwa kamu bisa aku gapai, Rinjani. Meskipun, aku sadar bahwa mencintai itu berarti siap hancur dalam detik apapun.
Komentar
Posting Komentar