Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Perihalmu, Rinjani. (86)

  Perlahan perasaan ini mulai teralihkan. Yang awalnya rasa duniaku hanya tertuju padamu, sekarang mulai terbiasa tak memikirkanmu. 

Perihalmu, Rinjani. (85)

  Kini perasaanmu telah berlabuh ketempat yang kau tuju. Namun, yang kau tuju itu bukanlah aku. 

Perihalmu, Rinjani. (84)

  Aku rindu bercerita seperti dulu. Layaknya sepasang manusia yang merangkai perbincangan hangat dikala hujan menerjang. Aku rindu tertawa bersamamu seperti dulu. Layaknya sepasang komedian yang bertukar lelucon lucu yang menggelitik perasaan. Aku rindu duduk disampingmu seperti dulu. Layaknya sepasang manusia yang saling merasakan kehadiran penting yang sangat ditunggu. Tapi, sekarang itu hanyalah sebuah kisah berlalu. Yang menjadi kenangan memburai yang bersarang diingatanku. 

Perihalmu, Rinjani. (83)

  Aku rindu kamu yang dulu.