Dan kamu, Rinjani... Semakin menjauh, bagaikan awak kapal yang terjatuh oleh dentuman ombak yang dahsyat. Lalu tenggelam di bawa arus menjauhi kapal. Sang kapal berusaha mengendus jejakmu. Tapi, aroma tubuhmu perlahan menghilang, berbarengan tubuhmu yang ditarik paksa oleh arus. Dan bagaimana kapalmu? Kapalmu bingung, ia ditinggalkan awak kesayangannya di tengah dasar samudra luas. Tanpa ia tahu apakah sang awak tercinta akan kembali atau tidak. Tanpa awak kapal, ia hanyalah karya kerajinan tanpa tujuan. Namun, ia masih tetap berusaha berlayar walau tanpa tau akan kemana ia singgah. Di pulau perasingan? atau hanyut tertelan ombak lalu hancur berkeping-keping?